Mengenal Dzunnun Al Misri dan Syeh Abu Ali Arrudzabadi || Catatan Perjalanan Ziyarah Ulama & Auliya Mesir

Pada Bulan Februari silam keluarga besar pengasuh PP Khozinatul Ulum Blora melaksanakan ziyarah para Ulama dan Aulia Mesir. Dalam perjalanan ziyarah tersebut diceritakan beberapa sejarah dan perjuangan para Ulama dan Aulia Mesir baik dari perjuangan menimba ilmu hingga pencapaian-pencapaian para Ulama dan Aulia dalam mengembangkan keilmuan Islam.

DZUNNUN AL MISRI

Untuk yang pertama, telah di ceritakan salah satu ulama mesir yang bernama, Dzunnun Al Misri. Dzinnun Almisri adalah waliyyullah yang fasih bicara ilmu hakikat, yang terdepan.

Dalam ilmu hakikat, isyarat sufistiknya tajam, detail, mempunyai sifat-sifat yang sempurna, cita sufistik yang tinggi, merintis ilmu tarekat yang sangat di ridhoi, seorang ahli zuhud, sehingga membuat rumah dan negaranya penuh bersinar siang dan malam.

Dzunnun Al Misri adalah Sufi pertama yang berbicara tentang konsep maqom dan ahwal dalam jenjang kesufian, bicara paling awal tentang ilmu hakikat dan makrifat. Ciri fisikle: tinggi kurus, asli negro, tidak berjenggot, putih sawo matang. Makbarohnya tertulis “Ini Kekasih Allah yang Meninggal Karena Cinta Allah SWT”.

Di kisahkan ketika wafatnya, terdapat burung hijau yang mengepak ngepakan sayap di atas janazahnya, hingga sampai ke tempat peristirahatan terahirnya , dengan isyarat burung tersebut. Wafat tahun 245 Hijriyah, ketika umurnya mendekati 90 tahun, murid terkenalnya adalah Syeh Abu Ya’qub Al Hasyimi

SYEH ABU ALI ARRUDZABADI

Mengenal Syeh Abu Ali Arrudzabadi.

Beliau adalah syeh tarekat dan pemuka ilmu hakikat, bernama Abu Ali Ahmad bin Muhammad bin Qosim bin Mansur bin Farghodah bin Kisra Raja Anu Sirwan, cucu cicit Ratu Kisra.

Syeh Abu Ali Arrudzabadi adalah penduduk Baghdad, tetapi berdomisili di mesir, seorang Syeh kabir, lisannya fasih, jelas dan tajam, teman (bisa jadi murid) Imam Junaid Al Baghdadi, juga Imam Al Muhashibin yang sangat terkenal di gerbong para sufi aulia, seorang yang alim, ahli fiqih (faqih), hafal banyak hadits, dan faham betul ilmu tarekat.

Guruku di bidang tasawwuf adalah Syeh Junaid, di bidang fiqih Syeh Abu Al abbas Al Mursi, di bidang sastra Imam sa’lab, di bidang hadits adalah Imam Ibrahim Alharb, terang Syeh Abu Ali Arrudzabadi. Beliau berkata “Mencari dunia itu hinanya jiwa (nafsu), sementara mencari Akhirat adalah mulianya jiwa ( عز النفوس ).
Sungguh mengherankan orang yg memilih hina dan meninggalkan yg mulia, karena ini kekal”. Syeh Abu Ali Arrudzabadi wafat tahun 322 Hijriah.

Sumber : Cerita Perjalanan Ziyarah Ulama’ dan Aulia Mesir oleh KH. Wazir Ali, 22 Februari 2023. 

Menarik lainnya