Selamat Datang di Pondok Pesantren Khozinatul Ulum Blora

Tempat Mendidik & merawat ajaran Islam

Kajian Ilmu Islam

di Kabupaten Blora dan Sekitarnya

Khidmat Kepada Para Ulama

Memuliakan para guru terdahulu

Tadarrus Al-Qur'an

PONDOK PESANTREN

KHOZINATUL ULUM

Pondok pesantren Khozinatul Ulum Blora berdiri berawal dari keprihatinan yang sangat besar serta kepedulian sosial dari seorang pengusaha H.Moch. Djaiz. Beliau melihat ke kanan dan ke kiri, ternyata belum ada satupun lembaga pendidikan yang namanya pondok pesantren berdiri di tengah kota yang dikelilingi hutan jati.

Selengkapnya

Program Kajian

Beberapa kajian rutin

Al-Qur’an

Kajian Al-Qur'an Alquran adalah sumber utama hukum Islam hingga kini. Melalui ulama banyak sekali kajian...

Read More

Hadits

Kajian Hadits Hadits adalah sumber kedua hukum Islam hingga kini. Melalui ulama banyak sekali kajian...

Read More

Fikih

Kajian Fikih Fikih merupakan sumber berikutnya dalam hukum Islam hingga kini. Melalui ulama banyak sekali...

Read More

Tashawwuf

Kajian Tashawwuf Tashawwuf adalah kajian berikutnya untuk meresapi makna hidup dari sisi Islam. Melalui ulama...

Read More

Jadwal Sholat di Kab. Blora & Sekitarnya

- Thu, 12th Jun, 2025 - Jakarta, Indonesia

  • Fajr 4:43 AM
  • Zuhr 11:53 AM
  • Asr 3:15 PM
  • Magrib 5:46 PM
  • Isha 7:16 PM
  • Jumah 2:00 PM

Jadwal Belajar

Program Mingguan

Program Mingguan

Para Pendiri

Sejarah Tokok Pendiri Pesantren Khozinatul Ulum, Blora

Rukun Islam

Sektor fundamental dalam Islam terbagi dalam 5 hal

  • Syahadat

  • Sholat

  • Puasa

  • Zakat

  • Haji

Sejarah

Lembaga

Kajian

Sastra

Kegiatan

Daftar Santri

Pondok Pesantren
Khozinatul Ulum Blora
Pengajian kitab-kitab salaf. Materi ketrampilan Seni baca al-qur'an. Seni hadroh (rebana). Komputer Menjahit, bordir dan sulam. Tata boga. Membuat parsel dan tas. Kaligrafi. Pelatihan kepemimpinan dan manajemen pembelajaran dan pelatihan-pelatihan lainnya
Karya Santri

“ Bunda-bunda” teriak seorang anak berumur 11 thn, yang berlari kedalam rumah.

“ Ada apa sih nak ?” Tanya bunda, bundanya bingung karena melihat anaknya yang kegirangan itu.

Anindana Kanara, bocah berumur 11 thn, kelas 6 SD.

“ Hari ini,  Kanara sangat senang , bunda”

“ Oh, ya ! Gimana ngajimu?”. Tanya sang Bunda.

“Ngaji kanara bagus, dan ustad bilang, Kanara harus menjadi santri. Ustad ingin kanara mondok. Kata ustadz yang mondok berkahnya banyak dan Kanara bisa mandiri”. Ucap gadis itu, di samping bundanya.

Bundanya pun tersenyum melihat anaknya yang telah tumbuh dewasa

“Kamu ingin mondok?” tanya sang bunda

“Ya, Kanara ingin mondok”. Bundanya tersenyum, kemudian mengajaknya makan malam.

Hari kelulusan Kanara Anindana.

Pagi yang sangat cerah dengan sinar matahari yang malu-malu menampakkan diri nya.Seorang bocah berumur 11 thn yang membawa buket yang berisikan bunga dan medali emas di tangannya.

Sambil berlari ke pelukan ayah dan bundanya. “ Ayah bunda, lihat apa yang aku bawa”. Ucap gadis itu sembari memberikan sesuatu yang ada di tangannya.

 “ Anak ayah dan bunda memang hebat.” Ucap sang bunda.

“Ayo pulang.” Ajak sang ayah. 

Disaat menyebrangi jalan tak di sangka ada motor dari arah kanan. Melihat sang anak yang berlari ke tengah jalan sang bunda langsung berlari dan mendorong sang anak agar tidak tertabrak. Namun naas sang bunda yang justru tertabrak .

“Bunda” teriak kanara karena melihat sang bunda yang tersungkur di tanah degan kepala yang berlumur darah.

“Ayah-ayah, Bunda ayah”. Teriak habis itu sembari mengangkat kepala sang bunda.

“Astagfirullah Fatimah.”

 “ bunda bangun bunda jangan tinggalin kanara.”

“ Kanara nggak boleh nangis entar cantiknya hilang”. Ucap sang bunda sambil mengusap pipi kanara yang basah dengan tangan yang basah dengan tangan yang bergetar .

“ Bunda nggak boleh ninggalin kanara, nanti kanara sedih.”

“ Inget pesen bunda, jika nanti bunda ninggalin kanara. Kanara harus nurut sama ayah ya.”

“Nggk, Bunda nggak boleh ninggalin kanara hihihi…” Tangis kanara semakin kencang.

“ Ayah jagain anak kita ya, Bunda mau pergi dulu setelah mengucapkan itu, Bunda menghembuskan nafas terakhirnya

“ Bunda teriak Kanara”

# # #

Kanara memeluk batu nisan yang bertulisan Fatimah binti Hasan.

“ Bunda, terimakasih sudah melahirkan aku kedunia ini”. Ucap Kanara di sertai isak tangisnya.

“ Kanara Rindu bunda.”

Dear Bunda:

Terimakasih Bunda. Engkau telah menjadi pelita hidupku, menjagaku, Merawatku, meneman langkahku, melahirkanku kedunia ini  dan mendidikku menjadi anak yang berguna Meskipun bunda sudah tiada, tapi kasih sayang itu masih terasa. Aku selalu berusaha untuk mewujudkan cita cita bunda menjadi seorang santri yang peduli dengan sesama dan menjadi anak yang sholihah

 

Menarik lainnya