Pesantren memiliki cara unik dalam memahami ekologi dan ilmu pengetahuan yang berbeda dari pendekatan positivistik modern.
Di dunia pesantren, ekologi bukan hanya masalah fisik atau ilmiah, tetapi juga mencakup aspek spiritual, sosial, dan etis yang tidak dapat dipisahkan dengan ajaran agama.
Artikel ini membahas berbagai aspek yang menunjukkan bagaimana pesantren menabrak batas-batas positivisme dengan pemahaman holistik yang menggabungkan ilmu agama dan lingkungan, bertujuan untuk keharmonisan ekologis dan kesejahteraan.
Pendekatan Positivisme dalam Ilmu Pengetahuan
Positivisme memandang bahwa semua pengetahuan harus dapat diuji dan diukur secara empiris, dengan mengabaikan dimensi spiritual atau moral.
Dalam perspektif ini, alam dipandang sebagai objek eksplorasi dan eksploitatif. Namun, pendekatan ini menjadi terbatas ketika kita berbicara tentang pemahaman holistik yang mencakup nilai-nilai dan dimensi yang tak diukur secara langsung, seperti hubungan manusia dengan alam sebagai bagian dari ciptaan Tuhan.
Contoh pandangan positivistik yang terbatas ketika menilai hubungan manusia dengan alam adalah dalam konsep ekosistem ekosistem.
Positivisme mungkin akan memandang hutan semata-mata sebagai sumber daya yang dapat dihitung manfaat ekonominya, seperti kayu atau bahan mentah.
Sementara itu, pendekatan holistik dalam pesantren, misalnya, menganggap hutan sebagai amanah Tuhan yang tidak hanya untuk dieksploitasi tetapi juga harus dilestarikan sebagai bagian dari keseimbangan ekosistem dan keberlangsungan hidup makhluk ciptaan Tuhan lainnya.
Misalnya dalam QS. Al-Baqarah:30, Allah berfirman mengenai manusia sebagai khalifah di bumi, yang memikul tanggung jawab untuk menjaga dan memelihara alam.
Ayat ini menegaskan bahwa alam bukan sekedar objek yang bisa dieksploitasi, tetapi amanah yang harus dilestarikan.
Dalam pandangan pesantren, tugas manusia sebagai khalifah berarti tidak hanya mengejar manfaat ekonomi, tetapi juga menjalankan peran penjagaan yang selaras dengan nilai-nilai spiritual dan moral, bertanggung jawab terhadap keseimbangan alam yang diciptakan Tuhan.
Pandangan Pesantren terhadap Ilmu Pengetahuan dan Alam
Dalam tradisi pesantren, ilmu adalah amanah yang bertujuan membawa manfaat bagi kehidupan, bukan sekadar untuk kemajuan teknis.
Konsep-konsep seperti “tawazun” (keseimbangan) dan “khalifah fil ardh” (manusia sebagai pemimpin di bumi) mengarahkan santri untuk menjaga alam, tidak semata-mata mengeksploitasi atau mengeksploitasi mata. Alam dianggap memiliki nilai intrinsik sebagai bagian dari ciptaan Allah.
Aplikasi Nilai-Nilai Ekologis di Pesantren
Beberapa pesantren di Indonesia telah menjalankan berbagai program ramah lingkungan, seperti pertanian organik, pengelolaan sampah berbasis zero-waste, dan pemanfaatan energi terbarukan.
Praktik ini tidak hanya mengajarkan santri tentang pengelolaan alam yang baik, tetapi juga menanamkan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.
Tantangan Pesantren dalam Menghadapi Positivisme Modern
Pendekatan positivistik yang mendominasi ilmu pengetahuan modern kerap menantang tradisi pesantren dalam menyampaikan nilai-nilai yang tidak empiris.
Positivisme sering dianggap sebagai metode yang netral, namun banyak kalangan di pesantren melihatnya sebagai pendekatan yang mengabaikan esensi moral dan etika dalam ilmu.
Pesantren terus beradaptasi dengan pendekatan pendidikan yang mengintegrasikan sains modern dengan nilai-nilai spiritual untuk memberikan pemahaman yang lebih menyeluruh.
Salah satu cara yang bisa dilakukan pesantren adalah dengan mengembangkan kurikulum yang mengintegrasikan sains modern dan agama, di mana kajian ilmiah diimbangi dengan pembahasan etika dan nilai spiritual.
Pesantren bisa mengajarkan sains dengan perspektif bahwa alam adalah amanah yang perlu dijaga, serta membekali santri dengan pemahaman bahwa ilmu pengetahuan harus digunakan untuk kesejahteraan umat manusia, bukan untuk eksploitasi yang merusak.
Ini memungkinkan santri melihat sains tidak hanya sebagai alat teknis tetapi juga sebagai sarana ibadah dan tanggung jawab sosial.
Visi Ekologis Pesantren untuk Masa Depan
Dunia pesantren memiliki potensi untuk menjadi pusat pemikiran ekologis yang berkelanjutan dengan pendekatan spiritual, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi pada solusi masalah lingkungan di Indonesia.
Dengan melibatkan dimensi spiritual dan kearifan lokal, pesantren dapat memberikan model alternatif bagi generasi muda untuk menghadapi tantangan lingkungan di masa depan.
Beberapa pesantren di Indonesia telah sukses menerapkan konsep ekologi berkelanjutan yang menggabungkan nilai-nilai spiritual dan praktik ramah lingkungan.
Misalnya, Pesantren Darul Ulum Lido di Bogor menerapkan program eco-pesantren dengan fokus pada konservasi air, daur ulang, dan pendidikan lingkungan.
Pesantren Salafiyah Syafi’iyah di Situbondo menjalankan program penghijauan serta pengelolaan limbah secara mandiri untuk mendukung ekosistem.
Sementara itu, Pesantren Nurul Haramain di Lombok mendorong siswa menanam pohon dan menjalankan pertanian organik. Pesantren-pesantren ini membuktikan bahwa melalui kearifan lokal dan spiritualitas, lingkungan dapat dikelola secara berkelanjutan.
Daftar Pustaka
Bakar, Osman. Klasifikasi Ilmu Pengetahuan dalam Islam: Kajian Filsafat Ilmu Islam. Cambridge: Masyarakat Teks Islam, 1998.
Al-Attas, Syed Muhammad Naquib. Islam dan Sekularisme. Kuala Lumpur: Gerakan Pemuda Muslim Malaysia, 1980.
Nasr, Seyyed Hossein. Agama dan Tatanan Alam. Oxford: Oxford University Press, 1996.
Baharuddin, Azizan. Ilmu Pengetahuan Islam dan Tantangan Positivisme. Universitas Islam Internasional Malaysia Press, 2009.
Yusuf, Mohammad. Pesantren dan Lingkungan Hidup: Perspektif Ekologi Berkelanjutan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2020.
Amin, Ma’ruf. “Tawazun dalam Islam dan Relevansinya terhadap Pembangunan Berkelanjutan.” Jurnal Studi Islam, vol. 15, tidak. 1, 2018.
Latif, Yudi. Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila. Jakarta: Kompas Media, 2012.
Hasan, Noorhaidi. “Etika Lingkungan di Pondok Pesantren Indonesia: Studi Kasus Gerakan Eco-Pesantren.” Etika Lingkungan, vol. 34, tidak. 2, 2021.
Sumargono, Ade. Kajian Ekologi Islam: Perspektif Filosofis dan Praktis. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2017.
Rizal, Muammar. “Peran Pesantren dalam Pelestarian Lingkungan: Hikmah dari Pesantren Indonesia.” Jurnal Etika Lingkungan Islam, vol. 10, tidak. 3 Agustus 2022.