17 Rabiul Awwal 1443 H
اطع ابا القاسم
“Turuti keinginan Abul Qasim”
Demikian sepenggal tema hadits yang terkenal perihal kasih sayang rasul pada umatnya.
Di pojok kota madinah ada satu keluarga yahudi yang kurang mampu, demi untuk mencukupi kebutuhannya seorang anak kecil menjadi pembantu rasulullah. Ia pun merekam kemuliaan pribadi sang makhluk teragung di jagat raya ini. Rasa simpati menguasai hati anak kecil tersebut namun apa daya ia tak berani mengikuti ajaran sang tambatan hati karena takut dengan orang tuanya.
Satu ketika ia sakit, yang sebab itu membawa ia untuk menghadap keharibaanNya, Rasul pun menjenguk, beliau bersabda ” اسلم ” masuklah islam, lantas anak tersebut melihat ke arah bapaknya, kemudian bapaknya berujar ” turuti kemauan Abul Qosim (Rasulullah)” maka anak tersebut bersyahadat.
Saat rasulullah keluar dari rumah orang yahudi tadi beliau bersabda ” segala puji bagi Dzat yang denganku Dia menyelamatkan anak tadi dari api neraka”. selang beberapa saat anak tersebut menghadap sang iIahi dengan pakaian kemulyaan berupa agama islam serta balutan kasih sayang kekasihnya, Rasulullah.
Dikisahkan, Simbah Yai Arwani Kudus ketika mengahdiri undangan Khataman al Qur’an di Purwodadi. Habis isya’ beliau berangkat mengendarai sepeda onthel ditemani santri kinasih beliau, Pak Kyai Manshur Maskan, kondisi jalan yang rusak dan malam yang gelap beliau lalui, samapi-sampai kyai manshur menggerutu, “seng sabar Sur” dawuh Mbah Arwani.
Sebelum subuh beliau berdua Sampai di lokasi. Tanpa jamuan yang semestinya, beliu langsung memulai Acara Khataman, ditengah-tengah prosesi sema’an kyai mansur melihat dinding rumah orang yang punya hajat dan terlihat sebuah salib. Kyai Mansur pun keheranan. Maka setelah acara khataman usai Kyai Manshur memberanikan diri bertanya kepada Simbah Kyai Arwani ” Mbah.. Njenengan kog kerso khataman teng griyane tiang nasrani”. Maka dengan tenang penuh wibawa Simbah Kyai Arwani menjawab ” nek menowo barokahe Khataman seng nduwe omah oleh hidayah “.
NB: Kasih sayang kepada umat tanpa memandang latar belakang agama yang dianut.
oleh: Ahmad Syafi’i, yang ditulis pada akun Facebooknya.